DINAS KETAHANAN PANGAN KOTA BIMA IKUT RAMAIKAN PERHELATAN “PAWAI RIMPU” 2023

Kota Bima-Tumpah ruah warga Kota Bima memenuhi jalan utama Soekarno-Hatta guna mengikuti Pawai Rimpu hari ini Minggu, 7 Mei 2023 yang dilaksanakan Pemerintah Kota Bima dibawah kendali Kepemimpinan Lutfi-Ferri. Antusias warga tua-muda terlihat memenuhi jalan utama dengan pakaian rimpu bagi wanita sedangkan laki-laki dengan pakaian tenun khas Bima, sambolo serta salemba tembe.

Peserta pawai rimpu tidak hanya masyarakat dan seluruh Organisasi Perangkat Daerah Kota Bima, peserta datang juga dari karyawan BUMN/Perusahaan swasta serta paguyuban-paguyuban masyarakat.

Peserta pawai dilepas titik star pada dua lokasi, yang datang dari arah timur dimulai dari Mesjid Baitul Hamid Raba dan dari arah barat titik starnya Gedung Convention Hall/Paruga Nae serta finish di halaman Kantor Walikota Bima.    

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Bima, Ichwanul Muslimin,SP.,MM  bersama seluruh ASN ikut ambil bagian dalam pawai rimpu yang digelar oleh Pemkot Bima, guna memeriahkan  HUT ke 21 Kota Bima. Tidak ketinggalan warga masyarakat kelurahan Rite Kota Bima sebagai Kelurahan Binaan Dinas Ketahanan Pangan ikut ambil bagian meramaikan pawai rimpu.

Pawai rimpu merupakan bentuk upaya melestarikan warisan leluhur sehingga tetap terjaga dan dilestarikan oleh generasi sekarang. Rimpu merupakan cara berbusana yang mengandung nilai-nilai yang bernuansa Islam. Rimpu digambarkan dengan memakai sarung yang melingkar pada kepala dimana yang terlihat hanya wajah pemakainya. Pengguna Rimpu umumnya adalah kaum perempuan dengan tujuan menutup aurat sebagaimana ajaran Islam yang mengajarkan bahwa setiap perempuan yang sudah akil baliq harus menutup auratnya dihadapan orang yang bukan muhrimnya.

Ada dua jenis Rimpu yang digunakan oleh perempuan Mbojo/Kota Bima. Bagi perempuan yang belum menikah memakai busana Rimpu hanya kelihatan bagian mata dan telapak tangan saja. Sementara bagi perempuan yang sudah menikah atau berkeluarga memakai busana Rimpu boleh kelihatan wajah.

Adanya perbedaan penggunaan Rimpu yang masih gadis dengan yang telah bersuami sebenarnya secara tidak langsung menjelaskan kepada masyarakat terutama kaum pria tentang status wanita apakah wanita tersebut sudah berkeluarga atau masih gadis.

Pawai Rimpu bertujuan agar budaya Rimpu tetap lestari dan generasi muda sekarang tetap mengenal dan mempertahankan hingga generasi-generasi mendatang.