INOVASI DINAS KETAHANAN PANGAN "PLAKAT" ATASI PERSOALAN INFLASI, STUNTING, KETIDAKCUKUPAN GIZI SERTA KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT KOTA BIMA

Kota Bima-Dishanpan; Isu nasional yang mengemuka dan menjadi persoalan bersama termasuk permasalahan yang dihadapi Kota Bima adalah masalah Inflasi, Stunting, Krisis Pangan maupun Kemiskinan ekstrim.

Hampir setiap saat pembicaraan dimana-mana seperti rapat, seminar, lokakarya, maupun berbagai berita tidak terlepas dari isu tersebut, bahkan seakan-akan pembicaraan menjadi tidak menarik dan tidak seksi bila tidak terkait hal tersebut.

Pemerintah hampir setiap minggu menggelar vicon tentang inflasi, pun demikian dengan penanganan masalah stunting, besar anggaran yang telah digelontorkan untuk penanganan masalah tersebut. Presiden dalam arahannya beberapa waktu lalu mensinyalir bahwa anggaran yang dikucurkan lebih banyak dihabiskan pada biaya rapat, honorarium, biaya perjalanan dinas ketimbang biaya penanganan substansi persoalan. Hal ini diperparah mindset pada tingkat pelaksana yang lebih mengedepankan penyelesaian administratif SPJ dibanding memikirkan kreatifitas penyelesaian persoalan program  secara efektif dan tepat sasaran.

Plakat yang dilaksanakan Dinas Ketahanan Pangan Kota Bima merupakan program solutif yang didesign untuk penanganan persoalan inflasi, stunting, kecukupan gizi masyarakat maupun ketahanan ekonomi masyarakat.

Plakat (Pemanfaatan Halaman Kantor) pola pemanfaatan lahan kosong diperuntukkan bagi kegiatan pertanian produktif secara terpadu dan integratif yang didalam gerakan tersebut memadukan gerakan gemar menanam berbagai tanaman sayur sayuran, buah-buahan, beternak unggas serta memelihara ikan. Ekosistem dijalin sedemikian rupa agar saling terkait dimana kotoran unggas dapat dimanfaatkan untuk pakan ikan maupun penyubur tanaman.

Berbagai tanaman yang ditanam pada Plakat antara lain cabe, tomat, terong, timun, sawi putih, sawi hijau, selada, bayam hijau, bayam merah, kangkung, labu, pare, oyong, kacang panjang, tanaman buah seperti anggur dan buah naga serta berbagai tanaman obat. Hasil tanaman berupa bibit tanaman maupun ketika panen, tanaman dimanfaatkan dan dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Tanaman dikembangkan dengan berbagai teknik budidaya tanaman seperti vertikultur, hidroponik, tabulampot, tanam biasa serta akan mengembangkan teknik aeroponik. Berbagai tanaman yang dikembangkan atau ditanam dipilih sesuai dengan tujuan penanganan persoalan seperti tanaman cabe ditanam untuk mengatasi persoalan inflasi karena cabe menjadi salah satu penyumbang inflasi di Kota Bima. Tanaman lain pun ditargetkan untuk memberikan nilai gizi guna penanganan masalah stunting serta kecukupan gizi masyarakat. Begitu juga tanaman tersebut akan memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat.

Plakat yang dikembangkan Dinas Ketahanan Pangan dikelola  secara bersama-sama oleh seluruh ASN dan ditata sedemikian rupa sehingga menjadi media edukasi bahkan menjadi area wisata/refreshing bagi pegawai dan masyarakat. Beberapa waktu yang lalu, Siswa, Masyarakat serta Pegawai dari berbagai Perangkat Daerah berkunjung ke Plakat Dishanpan melihat secara langsung berbagai tanaman yang ditampilkan melalui berbagai teknik budidaya tanaman, dan menjadi "Laboratorium" bagi siapapun yang ingin belajar terkait integrated urban farming. Disamping itu lahan yang awalnya tidak produktif serta tidak terurus menjadi lingkungan asri nan hijau sekaligus sebagai area refreshing bagi siapapun yang berkunjung.

Semangat dan kreatifitas ASN Dinas Ketahanan Pangan Kota Bima dipacu untuk terus mengembangkan Plakat melalui penerapan berbagai pola variasi budidaya tanaman sehingga memberikan nilai tambah dan kemanfaatan bagi masyarakat.   

Diharapkan Plakat Dinas Ketahanan Pangan dapat bersinergi  dan dapat direplikasi oleh berbagai pihak terutama perangkat daerah lain agar lahir plakat-plakat lain di Kota Bima.