PERKUAT PENANGANAN STUNTING DAN INFLASI; DINAS KETAHANAN PANGAN KOTA BIMA MENGGELAR RAPAT KOORDINASI TEKNIS DENGAN MITRA KERJA
KOTA BIMA-DISHANPAN, Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Penanganan Stunting dan Inflasi dilaksanakan Dinas Ketahanan Pangan Kota Bima Rabu, 27 Maret 2024, bertempat di aula dinas setempat yang dibuka oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Ichwanul Muslimin, SP.,MM., diikuti Kepala Bidang, Lurah Jatibaru, Lurah Rite, Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Jatibaru, Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Rite, Fungsional Nutrisionis Dikes, Nutrisionis PKM Jatibaru, PLKB Kelurahan Rite dan PLKB Kelurahan Jatibaru. Rakornis dipandu oleh Plt. Sekretaris Dishanpan, Hidayaturrahman, S.Sos., M.Si.
Ichwanul Muslimin memaparkan bahwa Rapat ini membahas poin penting antara lain, Pertama, Internalisasi program kegiatan Dinas Ketahanan Pangan dalam ikut penanganan stunting dan pengendalian inflasi Kota Bima dengan mitra kerja, Kedua, mendalami teknis penanganan stunting di Kelurahan Jatibaru dan Kelurahan Rite serta Ketiga, terobosan/inovasi program kerja yang harus dilakukan untuk percepatan penanganan stunting dan pengendalian inflasi di Kota Bima.
Terdapat 10 program kerja yang telah dilaksanakan Dinas Ketahanan Pangan dalam pengendalian inflasi mulai dari intervensi untuk pemenuhan aspek Keterjangkauan Harga (K1) seperti Kegiatan Gerakan Pangan Murah Bersubsidi, memenuhi aspek Ketersediaan Pasokan (K2) melalui pelaksanaan kegiatan Kebun Plakat, pelaksanaan penyaluran Beras Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penganekaragaman Dan Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Pangan Lokal melalui Lomba Cipta Menu B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang Dan Aman), pemenuhan aspek Kelancaran Distribusi (K3) serta pemenuhan aspek Komunikasi Efektif (K4) yang dilaksanakan melalui program kerja penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM), Prognosis Neraca Pangan Strategis, Panel Harga Pangan Pokok Stategis, Data Ketersediaan Pangan Lokal, Penyusunan Peta Ketahanan Dan Kerentanan Pangan Kota Bima, Penyusunan Sistem Peringatan Dini Kerawanan Pangan Dan Gizi Kota Bima dan program kerja lainnya.
Intervensi program penanganan stunting melalui pemberian Bantuan Makanan Tambahan (BMT) bagi balita stunting, Penyaluran Beras Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) bagi keluarga stunting, Kebun Plakat dan Kegiatan Rumah Pangan. Produk kebun Plakat berupa tanaman sayuran, jamur tiram, telur puyuh dan ikan lele disalurkan untuk penenuhan gizi pada keluarga stunting sementara Rumah Pangan adalah program luncuran baru dari Bapanas berupa pemberian makanan B2SA berbasis pangan lokal bagi balita stunting di Kelurahan Jatibaru.
Diakhir paparannya Kadis menyatakan bahwa semua kerja akan berhasil apabila seluruh pihak yang terlibat memiliki komitmen yang kuat dalam pengendalian inflasi dan stunting. Kami berharap Lurah Jatibaru, Lurah Rite, Ketua TP-PKK Kelurahan, Tenaga Kesehatan dan Penyuluh Keluarga Berencana memiliki komitmen tersebut sehingga akan berhasil menurunkan angka stunting pada wilayahnya. Dan perlu kolaborasi semua pihak, tidak bisa kerja sendiri, hindari ego sektoral sehingga tercipta sinergisitas.
Lurah Jatibaru (Nahyan Munkar) dan Lurah Rite (H. Joharmin) menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dinas Ketahanan Pangan yang memprogramkan berbagai kegiatan untuk penanganan stunting dan pengendalian inflasi. Kelurahan Jatibaru menjadi lokus mendapatkan program Rumah Pangan bersumber anggaran Dishanpan Provinsi NTB dan Kelurahan Rite sebagai wilayah binaan Dishanpan mendapatkan program penyaluran beras CPP, dan Bantuan Makanan Tambahan (BMT) bagi stunting.
Nuramdani, S.ST, sebagai Nutrisionis Dikes menjelaskan bahwa pada awal tahun 2024 angka stunting di Kelurahan Rite dan Kelurahan Jatibaru mengalami kenaikan walau angkanya kecil berdasarkan hasil input E-PPGBM. Kondisi ini disebabkan oleh banyak hal antara lain rendahnya kesadaran orang tua membawa balita melakukan pengukuran di posyandu, pola asuh anak oleh orang tua, asupan yang kurang serta adanya penyakit yang diderita. Hal ini diperkuat oleh Kasim Tenaga Gizi Puskesmas Jatibaru bahwa pengukuran stunting berdasarkan aspek tinggi badan dan usia. Perlu ada gerakan masif dan terus-menerus untuk menaikan tinggi badan sehingga berkurang angka stunting.
Nurul Halida,A.Md.Keb sebagai Penyuluh Keluarga Berencana yang hadir bersama PLKB Kelurahan Rite dan Jatibaru menjelaskan bahwa hasil sampel audit stunting bahwa penderita stunting di Kelurahan Rite disebabkan oleh kurangnya asupan dan ibu hamil KEK dan Kelurahan Jatibaru diakibatkan oleh kurangnya asupan dan penyakit.
Rakornis juga membahas beberapa potensi inovasi atau yang telah ada dalam pengendalian inflasi dan stunting antara lain “Kaki Si Intens” untuk penanganan stunting, “Kebun Plakat” untuk penanganan stunting dan pengendalian inflasi, “Si Foker” untuk penanganan stunting. Program “Dashat” (Dapur Sehat atasi Stunting) yang digagas oleh BKKBN RI dapat dicreate atau modifikasi sesuai kondisi lokal untuk penanganan stunting. Diharapkan akan terlahir terobosan dan inovasi lain. Tentu inovasi-inovasi yang ada akan mampu memberikan manfaat dalam pengendalian inflasi dan penanganan stunting di Kota Bima.